Lawang Sewu – Semarang

Lawang Sewu tepat berada di Simpang Lima Semarang, untuk menuju ke sini sangat mudah cuma bila bawa mobil pribadi parkirnya susahnya ampun-ampun. Padahal saya perginya bukan high season lho. Akhirnya parkir dapat juga di tepi sungai yang ada persis disebelah gedung Lawang Sewu.

Untuk karcis masuknya sebesar untuk dewasa 10rb dan 5 rb untuk anak. Tapi ada biaya tambahan untuk guide sebesar 30rb. Untuk yang pertama kali mengunjungi Lawang Sewu saya sarankan memakai jasa guide yang ada, selain mengerti sejarahnya juga bisa bantu-bantu fotokan kita hehehe.

Tepat di sebelah pintu masuk terdapat sumber air/sumur yang hingga sekarang airnya masih digunakan untuk mencukupi seluruh gedung. Persis disebelah kanan pemeriksaan karcis terdapat toilet yang semua asesorisnya masih lengkap seperti saat jaman belanda dahulu, terbukti dengan adanya tulisan logo merek belanda di washtafel toilet.

Lawang sewu semarang
Sumber air, toilet dan halaman belakang Lawang Sewu

Dihalaman samping terdapat pohon mangga yang ditanam sejak jaman Belanda dan hingga kini masih hidup dan terawat baik, dibawah pohon ini sehari-harinya ada pengamen jalanan yang menyanyikan lagu-lagu Indonesia jaman dahulu. Digedung sebelah pohon ini terdapat cerita mengenai sejarah gedung lawang sewu ini dan cara perawatannya mulai tipe dinding, genting, kaca dan segala asesorisnya yang hingga kini diusahakan semuanya seperti asli. Juga terdapat cetak biru dari gedung ini yang menerangkan sistem fondasi hingga sistem saluran airnya.

Lawang sewu semarang halaman belakang
Beberapa koleksi museum dan view halaman belakang

Menurut cerita guide yang mengantar kita,  awalnya gedung lawang sewu ini dibuat oleh pemerintahan Belanda untuk pusat kantor kereta api yang membawahi seluruh jawa tetapi saat pemerintahan Jepang bangunan ini diubah fungsinya menjadi kantor polisi dan pemerintahan. Saat ini di bangunan utama difungsikan sebagai museum perkeretaapian indonesia, didalam gedung kita bisa melihat berbagai macam peralatan dan perkembangan kereta api di Indonesia mulai jaman Belanda hingga saat ini.

Lawang sewu semarang seribu pintu
Lawang sewu dengan pintu yang benar-benar buanyak

Sedangkan dibangunan belakang ada satu bangunan yang saat pemerintahan jepang bangunan ini dialih fungsikan sebagai penjara bawah tanah dimana sebenarnya ruang bawah tanah ini fungsinya untuk tandon air agar hawa didalam gedung tidak panas dan sebagai resapan agar tidak banjir. Harusnya wisatawan bisa masuk kedalam penjara bawah tanah ini, sayang saat saya kesana gedung ini masih di renovasi jadinya cuma bisa ngintip aja lubang pintu masuknya.

Setelah mutar kebelakang kita akan kembali menuju ke depan, nanti di depan sebelah kanan ada lokomotif kuno yang dipajang.

Berakhir kunjungan kita di Gedung Lawang Sewu ini, tapi kalo masih belum puas bisa masuk lagi untuk nambah foto selfie atau wefienya 😀

Kalo udah di Lawang Sewu sekalian saja beli oleh-oleh khas Semarang, karena tepat disebelah Lawang Sewu yaitu jalan Pandanaran banyak sekali toko oleh-oleh berjajar disepanjang jalan. Tapi saya sarankan belinya mending di PKL aja yang juga ngga mau kalah berjajar di pinggir jalan. Harga lebih murah jauh dan rasa ngga beda dengan yang dijual di toko. Ada lunpia khas semarang, wingko, dan tahu baxo ungaran. Tinggal jalan kaki saja dari Lawang Sewu dari pada susah parkirnya, toh ngga jauh.

free bus semarang
Free Shuttle Bus

Dari petunjuk tukang parkir baru saya tau kalo di Semarang ini ada free shuttle bus for tourist. Saya lihat ada semacam elf atau minibus gitu yang keliling-keliling mengantar wisatawan. Untuk  rutenya yang saya lihat jalan pandanaran, lawang sewu, klenteng sam poo kong. Untuk rute lain saya tidak tau.

 

klik for info
Klik for info
klik for info
Klik for info
Klik for info

 

 

 

6 thoughts on “Lawang Sewu – Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *