Akhirnya kesampaian juga datang ke kampung warna warni Jodipan Malang. Kampung warna warni ini sebenarnya udah lama adanya cuma saya yang kudet, kurang up date karena perginya selalu ke Batu. Padahal Batu – Malang lho deket 😀
Tapi ada untungnya juga saya baru ke sini sekarang, karena sekarang udah ada jembatan kaca yang menghubungkan antara kampung Jodipan dan kampung Tridi.
Jadi kampung warna warni ini terdiri dari dua kampung yang dibelah oleh sungai brantas, kampung jodipan yang berada di selatan sungai dan kampung Tridi yang berada di sisi utara sungai.
Kalian bisa masuk dari mana saja, karena ada beberapa pintu kampung yang bisa dilalui. Untuk masuk kedalam kampung warna warni Jodipan kalian hanya cukup membayar 2 ribu rupiah saja per orang. Nanti setelah bayar kalian akan dapat karcis berupa stiker. Karcis ini jangan sampai hilang, karena selama karcis ini kamu pegang maka kamu bebas keluar masuk kampung.
Sepanjang jalan kamu dapat berfoto dengan latar belakang yang unik-unik. Setiap rumah yang dilewati seakan akan saling bersaing mendekor rumahnya se kreatif mungkin. Selain itu di sepanjang jalan terdapat payung warna warni yang di gantung.
Nah setelah berkeliling keluar masuk gang kami melanjutkan blusukan menuju jembatan kaca. Jembatan kaca ini baru saja dibangun, dimana jembatan ini menghubungkan antara kampung Jodipan dengan kampung Tridi yang ada di seberang sungai.
Untuk naik dan berfoto diatas jembatan kaca kami sudah tidak dipungut bayaran lagi, cukup menunjukkan karcis yang tadi kami beli. Tapi setelah turun ke kampung Tridi yang ada di seberang kami diminta untuk membayar kembali sebesar 2,5 ribu. Tapi uniknya kampung Tridi ini lebih kreatif, karena tiket masuknya bukan berupa karcis tapi berupa gantungan kunci berbentuk aneka macam yang terbuat dari kain perca hasil karya penduduk setempat. Jadi ngga ada ruginya sih menurut saya, karena dengan membayar tiket masuk di kampung Tridi, kita udah membantu membeli hasil karya warga kampung.
Kalo kamu lapar atau haus, banyak juga rumah-rumah yang menjajakan aneka makanan dan camilan seperti gorengan, es krim, minuman dingin, mie instan dan nasi. Toilet juga tersedia di beberapa rumah penduduk dengan membayar 2 rb saja. Ada juga yang menjajakan berbagai macam asesoris seperti topi, jepit dan lain-lain.
Bagi yang naik mobil, kemarin saya parkirnya di jalan Gatot Subroto yang dekat kampung Jodipan (sebelah selatan jembatan) di ruko-ruko itu, jadi jalan masuk kampungnya ngga terlalu jauh.