Hidden Canyon – Beji Guwang, Bali

Melanjutkan cerita sebelumnya dimana kami awalnya dari Nusa Lembongan. Lembongan – Sanur hanya ditempuh selama 30 menit. Tiba di Sanur waktu sudah menunjukkan pukul 16:00 WITA. Setelah mengambil mobil yang kami tinggal di sekitaran dermaga kami lanjutkan perjalanan ke arah Uluwatu dimana sebenarnya masih pengen jalan-jalan ke pantai Suluban, tapi ternyata jalanan super macet. Ya udah lah kami langsung berubah arah ke Jayakarta Hotel di daerah Legian tempat kami bermalam selama 2 hari kedepan. Saatnya memanjakan diri dari losmen/homestay tanpa AC sekarang nginepnya di hotel resort yg full fasilitas dan yang penting gratisan 😀

jayakarta-hotel-legian-bali
Santai sejenak di Jayakarta Hotel

Dari belakang Jayakarta Hotel kita bisa jalan kaki menyusuri tepi pantai menuju pantai Double Six untuk menikmati pantai sambil duduk-duduk di bantal yang disediakan beberapa cafe ditepi pantai sambil menikmati lagu-lagu yang ada hingga sekitar pukul 22 WITA.

Esok harinya setelah persiapan selesai tujuan berikutnya hari ini adalah explore bali daerah tengah/barat seputaran Ubud dan Sukowati. Tujuan pertama ke Hidden Canyon yang ada di desa Beji-Guwang. Dari daerah Legian jalan saja ke arah Sanur melalui By Pas Ngurah Rai lanjut sampai ke jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Setelah memasuki jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra kurang lebih 3,5 km nanti ada perempatan, kita belok kiri ke jalan Raya Ketewel. Kalo udah ketemu Raya Ketewel tandanya udah deket. Kalo ngga punya GPS pake saja GPS tradisional alias Gunakan Penduduk Setempat untuk bertanya 🙂

Parkiran di Hidden Canyon cukup luas jadi jangan kuatir, apalagi kalo perginya low season seperti kami ini. Biaya masuk resmi 10rb/orang (cek dafftar harga di foto paling bawah – update Juli 2018). Tiap kelompok akan ditemani oleh seorang pemandu atau guide dimana guide ini tidak mematok harga. Jadi kalian bisa kasih tips sukarela sesuai kantong sesuai service yang mereka berikan.

Kebetulan saat itu saya dipandu oleh pak Wayan yang sudah agak umur, tapi ternyata pak Wayan ini sangat sabar dan telaten dalam memandu kami. Dibeberapa titik yang sulit kami diajarkan cara memijak batu dan tempat berpegangan supaya tidak tergelincir. Oh ya pak Wayan ini juga sangat telaten menjadi fotografer kami, berhubung dia tau kalo kita suka foto jadi dia mengambil foto kami dari berbagai sudut.

Hidden Canyon ini ada 2 macam tracking, pendek dan panjang dimana yang pendek cuma sekitar 30 menit tapi yang panjang sekitar 60 menit. Karena keterbatasan waktu akhirnya kami hanya memilih tracking yang pendek saja yang penting udah pernah dan tau ke Hidden Canyon tapi lha saking banyaknya foto malah ngga sadar kalo udah hampir 1 jam berada di sana padahal ngga ke tracking yang panjang jadi ya sama aja hahaha.

Hidden Canyon ini sebenarnya awalnya adalah sungai yang dipergunakan oleh penduduk setempat untuk beraktifitas seperti mandi dan mengambil air untuk sehari-hari. Tampak saat pertama kali menuruni sungai beberapa aktifitas masyarakat sehari-hari sedang dilakukan, maklum saat kami datang suasana masih terhitung “agak” pagi.

Saat yang terbaik berkunjung ke Hidden Canyon adalah saat setelah musim hujan selesai karena bila saat musim hujan air yang ada sangat tinggi sehingga susah dan berbahaya untuk berjalan diantara bebatuan. Bahkan bila air sudah melebihi batas yang ada maka Hidden Canyon ini akan ditutup sementara hingga air surut.

Hidden Canyon ini dikelola oleh masyarakat setempat secara murni dimana uang hasil pendapatan menjadi kas desa, sedangkan penduduk setempat menjadi guidenya dengan pendapatan dari tips yang diberikan oleh tamu. Bila sedang low season seperti saat kami datang jumlah guide dan tamu kadang tidak sebanding sehingga setiap guide hanya kebagian 2 hari sekali. Nah untuk membantu pak Wayan kalo mau ke Hidden Canyon coba hubungi pak Wayan di nomer HP 085.238.452.178. Karena dengan janjian maka pak Wayan bisa mendapatkan tambahan tips diluar nomer antriannya.

Oh ya rasanya wisata ini ngga terlalu cocok bagi lansia dan anak balita. Salah satu bule dibelakang kami akhirnya mundur karena faktor tubuh yang terlalu gemuk 😀

Kelupaan, yang unik pak Wayan bawa semacam tas ransel plus kresek untuk membawakan sandal/sepatu kita saat lepas sandal disungai. Mungkin pengalaman banyak wisatawan yang kebingungan bawa sandalnya saat jalan di sungai. Entah apa ini memang prosedur semua guide atau inisiatif dari pak Wayan sendiri.

hidden-canyon-beji-guwang-bali
Pintu masuk Hidden Canyon
hidden-canyon-desa-beji-guwang-bali
Bila musim hujan batu tempat kami duduk hilang dibawah air
wisata-bali-alternatif-hidden-canyon-bali
Ditengah perjalanan Hidden Canyon
diantara-tebing-hidden-canyon-bali-070
Diantara tebing di Hidden Canyon
hidden-canyon-bali
Lokasi terakhir di tracking pendek sebelum naik
jalan-pulang-dari-hidden-canyon-bali-128
Jalan pulang menuju titik awal
Up date harga paket Hidden Canyon saat ini. Juli 2018

 buku cara mudah dan murah ke hanoi vietnam

iklan-dendeng-wp

ShopBack
Belanja sambil dapat discount. Masa ngga mau?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *