4. Desa Bali – Ling Shui, Hainan

Emang enak ikut Tour ini 😀 udah murah hotelnya bintang 5 lagi. Habis kemarin sempat menikmati berenang di kolam yang besar, pagi ini menikmati sarapan ala bintang 5 di RoEasy Hospitality Hotel. Makanannya benar-benar beragam mulai dari aneka roti, bubur lengkap, salad sayur, nasi goreng, mie goreng hingga aneka sayur dan daging.

Beberapa macam breakfast menu di RoEasy Hospitality Hotel

Setelah sarapan dan beres-beres kami segera meninggalkan hotel untuk pindah ke kota berikutnya yaitu Hai Kou. Hai Kou merupakan ibukota dari propinsi Hainan sedangkan Sanya merupakan kota terbesar ke 2 di Hainan. Meski Hai Kou merupakan ibukota propinsi tetapi biaya hidup di Hai Kou mesih lebih murah dari pada Sanya, karena Sanya merupakan kota wisata sedangkan Hai Kou hanya ramai dengan pekerja dan pelajar. Di Hai Kou terdapat salah satu universitas yang cukup terkenal dan cukup bagus.

Kembali ke cerita perjalanan kami, pukul 8 tepat kami melanjutkan pejalanan dengan tujuan pertama ke Bao Shu Tang Pharmaceutical. Disini lagi lagi toko wajib yang menjual aneka macam obat seperti koyo, minyak angin, obat stroke dan berbagai macam obat lainnya. Kami bisa juga konsultasi pada sin she yang ada di sana. Sembari mendengarkan penjelasan ami diberi kesempatan menikmati pijat kaki oleh mesin yang sudah disediakan hehe.

Bao Shu Tang Pharmaceutical

Dari Bao Shu Tang Pharmaceutical, terdapat satu toko wajib terakhir yang harus dikunjungi, yaitu Jade Jewelry. Lokasinya cuma beda blok saja dari Bao Shu Tang Pharmaceutical jadi bus kami cuma jalan ngga sampai 5 menit dah sampai. Disini kami diberi penjelasan mengenai bagaimana cara mengetes batu jade yang bagus. Cuma entah kenapa yang memberikan penjelasan modelnya seperti sedang main sinetron 😀 😀 😀

Jade Jewelry

Dari Jade Jewelry kami langsung menuju ke Desa Bali. Nah pasti banyak yang bertanya kenapa kok bisa ada desa Bali.  Jadi ceritanya tuh jaman dulu tahun 1959 ada yang namanya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1959 tentang perdagangan yang harus dialihkan pada pribumi, tetapi ujung-ujungnya adalah sentimen anti orang keturunan Tionghoa dimana mengakibatkan hampir setengah orang Tionghoa di Indonesia eksodus besar-besaran kembali ke RRT. Oleh pemerintah RRT pada jaman itu, semua imigran asal Indonesia ditempatkan di Hainan dimana pada jaman itu Hainan masih sangat terbelakang dan merupakan pulau tersendiri yang dikhususkan untuk orang orang yang terkena masalah politik. Maaf saya nulis ini juga bedasarkan referensi google sih hahaha moga-moga ngga salah.

Gerbang Desa Bali di Hainan

Jadi mungkin kesimpulannya, kalo jaman belanda banyak orang jawa yang berimigran (kerja paksa) ke Belanda dan jadi negara Suriname, nah yang ini jaman orde lama imigran ke RRT jadilah Hainan yang banyak orang Indonesianya.

Karena itu mungkin untuk menarik wisatawan asing dibuatlah Desa Bali ini. Semua petugas yang ada disana seragamnya menggunakan kain bercorak batik dan kami pun mendapat local guide yang masih bisa berbahasa Indonesia dengan cukup fasih karema masih keturunan ke dua.

Beberapa sudut di Desa Bali yang cukup bagus

Di Desa Bali ini kami diajak melihat sejarah kenapa sampai bisa ada banyak orang Indonesia di Hainan, kemudian diajak melihat tanaman Indonesia seperti lada dan lainnya. Juga ada demo membuat kue semprong disini. Tapi yang heboh adalah ditengah taman ada beberapa penari berpakaian melayu mengajak kami menari bersama diiringi musik daerah Indonesia seperti poco-poco dan rasa sayange.

Penjelasan sejarah, membuat kue semprong dan menari bersama

Abis gitu kami semua kembali digiring untuk untuk kembali ditawari berbagai macam makanan olahan yang mereka jual seperti permen kelapa, kopi sachet, kue semprong dan banyak lagi lainnya. Beli ngga beli yang penting kami dapat testernya 😀 😀 jangan malu-malu ya, mending malu-maluin dari pada ngga dapat mencicipi.

Terakhir kami di beri tester produk meeka

Hari ini tujuan wisata ngga terlalu banyak karena perjalanan yang memakan waktu cukup banyak, dimana kami harus melakukan perjalanan ke kota Hai Kou yang ada di utara.

Malam terakhir sebelum balik ke Indonesia kami bermalam di Royal Hotel yang ada di pusat perbelanjaan kota Hai Kou. Hotelnya cukup strategis dimana kalo kita keluar persis langsung berada di pusat perbelanjaan. Banyak toko yang menjual ponsel dan asesorisnya, juga toko pakaian cuma yaitu ngga ada yang murah meriah. Akhirnya saya belanja cemilan aja seperti yang di jual di beberapa toko wajib dan ternyate harganya jauh lebih murah. Saya belinya keluar hotel belok kiri lewat sekitar 2 blok kiri lagi ntar ada pasar basah yang betul-betul pasar disana ada satu toko yang bisa bahasa inggris dikit yang harganya cukup banyak selisihnya dibanding toko lain. Cuma jalannya agak gelap. Selisihnya mayan lho RMB 3 (ditoko wajib RMB 12 disini cuma RMB 9 dengan barang yg sama).

Jalanjalan di depan hotel dan dalam mall samping hotel. Nemu nama toko lucu “Attos” yang dalam bahasa Jawa atos artinya keras

Bagi yang pengen punya pengalaman seperti saya ikut tour Harga Kaki Lima Rasa Bintang Lima bisa hubungi saya WA 0812.350.9232 dijamin bakal ngga nyesel deh.

Bersambung …………………..

Jangan lupa follow Instagram saya ya

Klik foto for info (just for android)
Klik fot for info (just for android)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *