Merapi Lava Tour – Yogyakarta

Bagi kamu-kamu yang doyan wisata menantang adrenalin mungkin Merapi Lava Tour Yogyakarta ini cocok lho. Karena tournya menggunakan jeep terbuka dan medan yang dilalui off road.

Sebelum pergi ada baiknya cari info dulu harga paket merapi lava tour  ini, karena operatornya cukup banyak dan biasanya bila beda musim juga beda harga. Jangan lupa untuk menawar harga yang disampaikan, karena bila low season siapa tau ada yang baik hati bisa kasih harga murah.

Biasanya ada beberapa macam paket yang ditawarkan. Harga sesuai dengan jumlah destinasi yang di kunjungi. Setau saya yang umum ditawarkan sih ada 4 macam paket yaitu:

Paket Sunrise :
Lihat sunrise, Bunker Kaliadem, Batu Alien, Museum Sisa Hartaku dan Manuver Kali kuning

Paket Short Trip :
Bunker Kaliadem, Batu Alien, Museum Sisa Hartaku dan Manuver Kali kuning

Paket Medium Trip :
Bunker Kaliadem, Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Rumah Mbah Maridjan dan Manuver Kali kuning

Paket Long Trip :
Bunker Kaliadem, Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, Rumah Mbah Maridjan dan Manuver Kali kuning

Saya sendiri akhirnya ambil paket medium seharga 400rb dengan 5 destinasi yaitu Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Bunker Kaliadem, Rumah Mbah Maridjan  dan Manuver di Kali kuning.

Sesuai kesepakatan via whatsapp dengan operator Merapi Lava Tour kami bertemu di titik yang udah di tentukan. Biasanya titik kumpul yang udah di sepakati berdasarkan google maps yang di share lewat WA, jadi kita  ngga bakal tersesat.

Pukul 7 kami berangkat dari Yogya dengan perkiraan sekitar pukul 9 kami udah tiba di titik kumpul yang disepakati yaitu di daerah kaliurang. Sampai di lokasi Jeep merah yang kami minta udah parkir manis siap untuk berangkat.

Baru pertama kali ini kami petualangan dengan jeep terbuka. Uniknya jeep ini setirnya ada di kiri. Tujuan pertama yaitu museum sisa hartaku yang ada dilereng Merapi, tapi ditengah jalan kami melihat lha kok ada gerbang Stonehenge, akhirnya mampir deh ke stonehenge daripada ntar ujung-ujungnya kami arus balik lagi ke sini dengan jalan yang super makadam ( yang pengen tau cerita di Stonehenge bisa baca disini ).

Cuma sebentar sih kami foto-fotoan di Stonehenge, paling hanya sekitar 20 menit. Perjalanan kami lanjutkan ke museum sisa hartaku. Disini kami menyaksikan sebuah rumah dengan perabotan yang sudah rusak, bahkan sebagian tidak bisa dikenali lagi bentuknya. Rumah ini berisi barang-barang yang pada saat gunung Merapi meletus tertimbun abu dan hawa panas yang berasal dari dalam Gunung Merapi. Tampak sepeda motor yang hangus terbakar. Terlihat juga beberapa alat rumah tangga yang sudah setengah hancur. Ada sebuah jam dinding yang masih terpasang di tembok dengan jarum jam sesuai waktu letusan, jadi jam ini rusak tepat setelah hawa panas melanda rumah.

Museum Sisa Hartaku
Museum sisa hartaku, tampak beberapa sisa peninggalan.

Didinding rumah terdapat banyak pigura foto yang menunjukkan foto-foto kejadian saat bencana alam itu melanda desa ini. Pada pekarangan rumah ada kerangka sapi yang di atur sedemikian rupa sehingga berdiri seperti asalnya.

Museum Sisa Hartaku
Beberapa sudut Museum sisa hartaku, tampak kerangka sapi pada foto kanan bawah

Dari museum sisa hartaku kami melanjutkan perjalanan lagi. Sekali lagi kami melihat sebuah gerbang yang bertulisan The Lost World Castle 😀 dan seperti yang udah kalian duga, kami pun minta berhenti di lokasi ini. Untuk mengetahui ada apa dan berapa biaya ke The Lost World Castle bisa dibuka di sini.

Dari Lost World Castle tujuan berikutnya ke lokasi Batu Alien. Kenapa dinamakan batu alien ? karena disana terdapat sebuah batu yang sangat besar, bisa dibilang sebesar bus. Nah batu ini menyerupai wajah manusia. Bila di lihat secara seksama akan bisa dibayangkan batu itu adalah sebuah kepala dengan mata, hidung dan mulut. Entah darimana munculnya batu sebesar itu, tapi kalau di perhatikan dengan seksama memang benar kok, coba saja lihat foto kami di bawah ini.

Batu Alien
Foto bawah: Batu alien dan lembah tempat lava mengalir, sekarang menjadi tambang pasir

Di belakang batu alien ini terdapat lembah atau sungai yang sangat dalam, tapi saat Merapi meletus lembah itu penuh dengan aliran lahar. Bila kamu berada disana bisa dibayangkan berapa banyak lahar yang keluar dari perut Merapi ini.

Tujuan Merapi Lava Tour berikutnya sesuai jadwal adalah Bunker Kaliadem. Dari Batu Alien ke Bunker Kaliadem jeep berjalan cukup jauh. Sekitar 15 menit kita terantuk-antuk dijalan yang penuh dengan batu. Kadang saya berpikir, kok ya kuat jeep ini bertahan tiap hari berjalan di jalan yang hancur begini, kok ngga lepas semua onderdilnya wkwkwkwk……..

Bunker Kaliadem ini benar benar bunker dalam arti sebenarnya. Sebuah tempat perlindungan bagi orang yang dalam keadaan darurat saat gunung Merapi meletus. Tetapi ternyata bunker ini tetap tidak dapat melawan kemurkaan gunung merapi, 2 orang yang sempat berlindung di bunker ini akhirnya meninggal juga karena bunker tidak bisa menahan hawa panas. Padahal saya lihat pintu bunker dobel dua dengan ketebalan seperti brankas paman gober.

Dilokasi bunker kaliadem ini rame banget. Banyak warung dan penjual oleh-oleh berjajar di sepanjang lokasi parkiran jeep. Entah kenapa padahal di batu alien dan museum hartaku ngga seramai ini.

Bunker Kaliadem
Foto kanan bawah tempat warung berderet, yang saya foto itu yang agak sepi

Tujuan selanjutnya adalah rumah Mbah Maridjan. Mbah Maridjan adalah juru kunci gunung Merapi yang lalu. Jadi ceritanya, saat gunung Merapi mulai bergelora beberapa desa sudah mulai di ungsikan oleh pemerintah, tetapi menurut Mbah Maridjan gunung merapi masih belum saatnya meletus sehingga beliau tetap tenggal di rumahnya. Saat gunung Merapi akhirnya benar-benar meletus, banyak relawan yang membantu penduduk menyelamatkan diri. Salah satunya 2 orang relawan, yaitu Tutur Priyanto (relawan PMI) dan Yuniawan Wahyu Nugroho (Wartawan Viva News) yang setelah mengungsikan penduduk ke barak pengungsian, mereka naik kembali untuk menjemput Mbah Maridjan untuk juga dievakuasi. Tetapi rupanya alam lebih cepat dari mereka, setibanya dirumah Mbah Maridjan awan panas segera menyapu mereka. Dua orang ini gugur terbakar dalam mobil bersama Mbah Maridjan yang saat itu masih didalam rumah.

Detik detik evakuasi
Detik-detik evanuasi yang gagal diceritakan dalam banner ini

Saat ini bangkai mobil yang digunakan untuk evakuasi dipajang disamping rumah Mbah Maridjan yang sudah dipugar kembali. Selain mobil, tampak juga beberapa peninggalan Mbah Maridjan seperti perabotan rumah, sepeda motor dan gamelan yang dipajang didinding (alat musik jawa).

Rumah Mbah Maridjan
Ini bukan makam Mbah Maridjan tapi rumah beliau. Lokasi dimana Beliau meninggal. Mobil evakuasi yang gagal. Warung anak Mbah Maridjan

Bagi yang mau membeli oleh-oleh tersedia juga kaos bergambar Mbah Maridjan didepan rumah yang di kelola oleh salah satu anak beliau. Tersedia juga warung kopi bila pengunjung hendak beristirahat, lokasinya sama didepan rumah.

Nah, tujuan terakhir adalah manuver di Kali kuning. Awalnya saya pikir kami akan berjalan pulang sembari menyusuri sungai, tapi ternyata tidak. Kami khusus menuju ke kali kuning untuk ber-manuver ria. Jadi sebaiknya kalian sudah mempersiapkan diri dengan jaket anti air atau jas hujan atau pakaian ganti agar bila terkena cipratan air sudah mempunyai persiapan. Karena kami tidak siap, akhirnya kami minta pada si bapak untuk membawa kami di lokasi yang tidak terlalu basah, jadi manuver di tempat yang cukup aman dan sedikit air.

Manuver di kali kuning
Manuver di Kali Kuning

Berakhir juga akhirnya Merapi Lava Tour ini. Sekitar pukul 13 lebih kami tiba kembali ke titik kumpul tadi tempat kami memarkir mobil. Jangan lupa saat balik ke Yogya mampir ke Cafe brick dan Agro Wisata Bhumi Merapi yang sudah kami ulas sebelumnya.

Klik for info
Klik for info
Klik for info
Klik for info

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *