Pinus Pengger – Yogyakarta

Yogya ngga ada abisnya, mungkin itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan kreatifitas warga daerah Dlingo, Bantul ini. Beberapa kali saya sudah berkunjung ke daerah sini seperti Kebun Buah Mangunan, Hutan Pinus dan Goa Gajah. Tapi ternyata di sekitarnya banyak bermunculan tempat wisata baru yang bisa dibilang mirip-mirip meski setiap lokasi punya keunggulannya sendiri-sendiri.

Salah satu lokasi yang menurut saya baru (karena saya belum pernah kesini 😀 ) yaitu pinus pengger. Semua lokasi yang saya sebutkan diatas tadi sebenarnya saling berdekatan, cuma rasanya beda pemilik atau pengelola saja. Berhubung daerah Dlingo, Bantul ini tanahnya berbatu-batu dan keliatannya hanya cocok ditanami pohon pinus maka warga setempat harus kreatif supaya tanahnya bisa laku dijual sebagai tempat wisata.

Nah kalo kita dari dalam Yogya atau bermalam disekitaran Malioboro untuk menuju ke Pinus Pengger memerlukan waktu sekitar 1 jam an dengan jarak sekitar 25 km. Pastikan kendaraan yang kamu naiki  sehat 100% ya karena untuk menuju daerah Dlingo ini jalannya lumayan menanjak dan curam. Ikuti saja peta dari google maps https://goo.gl/maps/GuWNSYGtBzE2 dijamin kamu ngga bakal tersesat.

Begitu sampai kita langsung disambut tulisan Pinus Pengger yang sangat besar. Untuk biaya parkir mobil 5rb dan tiket masuk 2500/orang. Cukup murah sebenarnya, yang mahal biaya perjalanan ke sini terutama kami yang dari Surabaya hehehe.

Loket hanya berjarak 5 meter dari parkir mobil kami, mungkin karena masih pagi dan hari biasa maka Pinus Pengger ini tampak sepi.  Dari loket kami langsung disambut dengan hutan pinus yang cukup lebat. Lha dari namanya saja Pinus Pengger, kalo ngga ada hutan pinusnya bukan Pinus Pengger dong 😀 Sebaiknya kamu membaca peta yang tertera didekat pintu masuk supaya tidak ada titik-titik lokasi foto yang terlewatkan.

Peta lokasi Pinus Pengger

Pinus pengger ini buka sampe malam lho, justru ramenya malam karena dengan efek flash akan didapatkan hasil foto yang jauh lebih bagus, tapi karena kami cuma turis lokal ya udah di nikmatin saja apa yang ada.

Rasanya agak susah diceritakan karena harusnya foto saja yang berbicara. Oh ya, didalam ada beberapa warung bagi yang hendak melepas lelah atau ada juga mini market, pertamini dan toilet di seberang jalan.

Oh ya, jangan lupa siapkan uang kecil sekedarnya. Karena disetiap lokasi foto terdapat kotak amal dimana kita diminta menyumbang seiklasnya untuk perawatan dan pengembangan lokasi.

Beberapa titik foto
Beberapa hasil foto di pagi menjelang siang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *